Sabtu, 27 Desember 2008

PENCIPTAAN ALAM SEMESTA

PENCIPTAAN ALAM SEMESTA

Sejauh mata memandang, semakin jelas keagungan dan kesempurnaan penciptaan tampa cela ini. Hingga yang tercipta adalah rasa takjub dan beribu pertanyaan menggoda, dan semakin otak mengerang berusaha memikirkan dan menerjemahkan semakin besar pula rasa ingin tau menguasai nalar. Bingung dibuatnya kita … terlalu sulit untuk diterawang dan tidak mungkin semua ini hanya seduah kebetulan belaka. Seperti yang di gempor-gemporkan kaum ateisme dengan menyebarkan filosofi matraelistis. Renaissance di bangkitkan kembali. Teori mereka disampaikan pada manusia sebagai fakta-fakta ilmiah. Padahal teori mereka adalah teori atau idiologi kesesatan, idiologi yang jika diteliti dan ditelaah lebih jauh hanyalah sebuah teori tampa dasar-dasar penelitian yang tidak memenuhi syara-syarat ilmiah.

Sebuah pertanyaan yang sering terlontar adalan. Bagaimana terciptanya alam semesta ini ? yang penghiasnya adalah bermiliyar galaksi sedang satu galaksi menyumbangkan 100 miliyar bintang berbentuk bagaikan telur, dengan diameter 100.000 tahun cahaya dengan sebuah benjolan ditengah dengan tiga flat, lingkaran berabu membentuk bundaran. Seperti bintang-bintang lainnya, matahari berputar mengiringi pusat galaksi memerlukan sekitar 250 juta tahun cahaya untuk menyelesaikan satu putaran.

Alexsandre friedmann seorang ahli fisika Rusia rada tahun 1922, dimana pada abad itu terjadi perkenbangan pesat di bidang astronomi. Friedmann menemukan stuktur yang tidak statis penemuan freidmann itu sangat bertolak belakang dengan teori “steady state”nya sir fred hoyle sebuah teori yang menyatakan bahwa alam semesta tidak terbatas dalam skalanya dan tampa adanya awal maupun akhir yang menjadi titik awal idilogi ateisme. Mereka beranggapan jika alam semesta tidak berawal berarti tidak adanya sebuah penciptaan yang artinya mengigkari adanya zat pencipta yakni Allah Azwazala. Namun penemuan friedmann yang berpijar pada teori “Relatifitas Einsten” berhasil menghitung sebuah influs kecil saja dapat mengakibatkan alam semesta meluas (ekspansi) atau mengkerut (kontraksi). Walau Hoyle juga menerima bahwa alam semesta mengalami perluasan namun menurutnya materi muncul secara spontan dan dalam kuantitas yang dibutuhkan yang artinya masih tidak mempercayai adanya sebuah penciptaan.

Sedang menurut Georges Lamitre, seorang ahli astronomi terkenal belgia adalah yang pertama menyadari pentingnya hitungan ini. Hitungan ini membawanya pada kesimpulan bahwa alam semesta memiliki awal dan terus mengalami ekspansi sejak permulaan terciptanya. Ada hal penting lainnya yang diangkat lemaitre menurutnya, seharusnya ada kelebihan radiasi yang tertinggal dari Big Bang dan ini dapat dilacak. Dan penemuan lain yang mengarahkan tentang adanya sebuah penciptaan adalah penemuaan oleh Edwin Hubble seorang astronomi dari Amerika dengan teleskop raksasanya menemukan bahwa bintang-bintang memancarkan cahaya geser merah(red shift). Dengan temuan ini Hubble menengtang seluruh ilmuan yang mengajukan dan membela teori “ steady start”. Pengamatan lebih jauh pada perluasan jagad raya telah membuka jalan bagi pendapat-pendapat baru seperti yand dikemukakan lamaitre, bahwa pada suatu massa, semua benda alam semesta memadat dalam sebuah titik massa tunggal yang memiliki volume nol karma grafitasinya yang besar alam semesta kita menjadi ada sebagai hasil ledakan titik massa yang memiliki titk volume nol ini dan ledakanini disebut bing bang.

Big Bang Dengan Bukti

Semakin banyak penemuan-penemuan lain yang mendukung bahwa alam semesta mulai terbentuk setelah ledakan besar, para ahli astrofisika dalam penelitiannya mencapai kemajuan pesat. Menurut George Gamow, apabila alam semesta terbentuk dari sebuah ledakan besar dan tiba-tiba pastilah tertinggal sejumlah radiasi dari ledakan tersebut yang menyebar rata diseluruh jagad raya dan pada tahun 1965 teorinya Gamou berhasil dibuktikan oleh dua orang beneliti bernama Arno Panzias dan Robert Wilson menemukan suatu bentuk radiasi yang tidal teramati yang disebut “radiasi latar belakang kosmis” radiasi ini tidak seperti benda-benda alam semesta lainya karma keseragamannya yang luar biasa, radiasi ini tidak terlokalisasi, juga tidak memiliki sumber yang jelas, justru tersebar merata dimana-mana segera disadari bahwa radiasi ini adalah peninggalan Big Bang. Atas temuan mereka yang membawa angin segar dalam kemajuan ilmu pengetahuan, Penzias dan Wilson di anugrahi Nobel.

Big Bang Dalam Al-Quran

“Dan apakah orang-orang kafir tidak mengetahui bahwasannya langit dan bumi iti keduanya dahulu adalah satu padu, kemudian kami pisahkan antara keduanya..”(QS. Al-Anbiyaa, 22:30)
“Dan langit itu kami bangun dengan kekuasaan kami dan kamilah yang melakukan perluasannya(ekspansinya)”.(QS. Adz-Azaariyaat, 51:47)

Dalam konsep Al-Quran tentang alam semesta kiranya sejalan dengan penemuan saint dewasa ini. Ayat ke 30 QS. Al-Anbiyaa diatas merupakan isyarat bahwa alam semesta ada dari ketidakadaan, dijelaskan langit dan bumi pra alam semesta adalah satu padu baru terdiri dari inti energi cahaya yang berkembang bersama perjalanan waktu, kemudian sampai mencapai titik yang sangat genting lalu meledak bersama Big bang “kemudian kami pishkan antara keduanya” dimana Allah SWT memisahkan langit dan bumi dengan sebuah ledakan dari ketadaan menjadi bermasang-pasangan, mater dan anti metter yang merupakan cikal bakal penciptaan materi. Ssat itulah dia Allah SWT yang melakukan ekspansi dan rotasi nya juga. “ dan ingatlah langit dimana rotasi adalah karakternya”.(QS. Ath- Thariq, 86:11). Kenyataan demi kenyataan yang dihiasi oleh teori yang teruji keabsahanya telah menemukan jalan kebenaran akan penciptaan yang maha agung ini. Pada akhirnya idiologi ateisme yang disokong teori yang dimbil dari rak sejarah yang berdebu harus rela ditinggalkan atau di hapus dari peradaban umat manusia.

Maha benar segala firmannya yang diturunkan pada nabi besar Muhammad saw 15 abad silam. Semoga kita dapat mengambil hikmah dan pelajaran dari curahan kasih sayangnya yang maha luas.

Tidak ada komentar: