Senin, 20 April 2009

masa yang telah pergi meninggalkan sebuah kenangan

Ku hanya ingin kami bisa memaafkan dan bertoleransi tak ada satupun diantara kami yang benar-benar sama karma kami terlahir dari sebuah didikan yang berbeda satu-satunya kesamaan kami adalah iman yakni islam. Sobat telah beribu jalan kita tempuh bersama, 1001 satu senyum dan tawa telah kita lahirkan, 1001 kemarahan telah kita luapkan. Terlalu banyak cerita tercipta ku melihat dari perjalinan persaudaraaan ini kebesaran khalik, kasih sayangnya ada pada diri-diri kalian menjelma sebagai sosok pengingat, penyemangat, kadang dalam kealfaan pun ku masih melihat belas kasih itu.

Setaiap minggu pada hari kamis kita berkumpul bersama ditempat yang selalu menegaskan kesederhanaan itu indah” masjid” di Bantu seorang murobi yang berdedikasih lembut sabar akan sikap-sikap kita yang terkadang overacting. Kita sering menyusahkannya dengan bertanya yang macem-macem bahkan aneh, tapi tak ada keputusasaan di dalam dirinya. Murubi kita selalu datang setiap minggunya denngan membawa berita-berita heboh ditangannya. Dimanapun beliau berada semoga allah melindunginya. Aku akan jujur pada kalian sebenarnya aku tidak menghidap insomnia itu tipu muslihatku agar aku mendapatkan pengertian kalian akan hobiku yang suka ngaret apalagi kalo janjian di pagi hari. Oh ya kalian ingat lirik ini,” melewati samudra kehidupan…. Aku juga lupa liriknya hehehehehe..kita pernah menyanyikannya bersama-sama di tengah kebun singkong saat expedisi rahasia sejauh 14 km sepanjang jalan dengan bangga sekali-kali kita menggemakan takbir seolah-olah kita mujahid yang hendak pergi berjihad. Itu benar-benar keren. Masih ingat mesjid al amaliah di ciawi, kita pernah tertiban malu disitu, dengan bangganya kita menggerai tikar dengan maksud mo nolongin nenek-nenek bandel, semua ikhwan melirik kita, kita artikan lirikan itu sebagai tanda pujian. Eng..ing..eng.., ternyata bukan, kita berada ditempat yang bukan semestinya. Seorang ikhwan menegur kita dan tangannya menunjukan wilayah kekuasaan wanita ruangan khusus yang telah di hijab di sebelah kiri mesjid megah ini. Kita hanya bisa nyengeh nahan malu, secepat kilat kita langsung sprin ngadu lari. Ada kejadian apa 1 sd 3 rhamadhan 1428 saat sanlat khaisar di al-huda ini kejadianp paling unik dari kejadian-kejadian yang lain, saat di akhir acara kelompok kita dinobatkan sebagai peserta terheboh + terkreatif.. YES kita menang, tidak percuma telah mengeluarkan semua jurus andalan agar para panitia terkesima kagum, semua saingan kita yang SD harus mengakui bahwa anak SMA jauh lebih unggul gitu lho hehehehe.. walo murobi kita super baek, tapi dia pernah tengil ma kita, jam 7 pagi kita tlah sepakat janjian didepan masjid al-hafidziah sepeti biasa aku datang paling telat, karma jam yang aku pakai adalah jam karet tapi kalian cuek aza gak marah karma saking senengnya mo ketemu gubernur jawa barat. 10 menitan lagi kaki kita akan menginjak lapangan merdeka sukabumi, ni acara besar pasti ada beribu pasang mata memandang, takbir akan menggemparkan kota sukabumi karma selain da kunjungan pak gubernur bakalan ada siraman rohani. Dang dut dang dang dut dang dut dang dang dut, kami terkejut seharusnya yang kami lihat ibu-ibu pake jilbab ato bapak-bapak pake baju necis. Tapi ini laen sikaos merah merajai lapangan hijau pada semangat goyang dangdut di kaosnya terterakan kopi ABC, petanda abclah yang mensponsori acara ini, ternyata murobi kita salah menyebutkan lokasi . seharusnya Gor cisaat bukan gor sukabumi.
Sekarangpun saat masa-masa terakhir didalam hidupku kalianlah mata dan telingaku, aku tidak seperti berada diruangan 4 kali 12 yang disekat-sekat entah karena apa aku bijak bestari memandang dunia ini. Cerita-cerita dari mulut kalian menyadariku betapa luas dunia ini sangat luas ataupun sebaliknya betapa kecil sebuah titik awal penciptaan ini sangat kecil.bersatunya mata kitapun tidak menghilangkan dahaga kita akan rasa ingin tau.. kita mahluk yang menciptaannya telah terpaku pada kitab lauhul mahfuzh, hokum-hukum alam. Bukan saatnya merasa lelah atopun merasa bising karma telinga inipun memiliki sebuah batasan. Tapi manifestasi keimanan membuat keterbatasan ini menjadi sebuah penegasan. Kepuasan adalah saat diri memilih untuk bersyukur… maafkanlah aku, insya allah akupun akan memaafkan kalian.. sukron ya ukhti.

Tidak ada komentar: